Tepis Simpang Siur Pemberitaan Virus Corona, Kadis Kesehatan Bali Tegaskan Bali Masih Aman


Menyikapi kekhawatiran serta kesimpang siuran berita atas penyebaran virus corona, Pemerintah Provinsi Bali melalui Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya menegaskan bahwa Pulau Bali masih aman dan belum ada kasus yang menyatakan pasien tersebut suspect virus corona. Hal tersebut ditegaskannya saat melakukan konferensi pers dengan awak media di Ruang Rapat Cempaka Dinas Kesehatan Provinsi Bali, pada Senin (3/2).
Dalam kesempatan itu, dr. Ketut Suarjana menegaskan bahwa hingga saat ini virus corona belum terdeteksi masuk Bali. Ia pun menyayangkan simpang siurnya pemberitaan yang menyebut keberadaan pasien suspect corona. “Inilah yang harus kita pahami bersama, jangan sembarangan nyebut suspect. Sebab secara medis untuk menyebut suspect ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi. Selain menunjukkan gejala fisik berupa demam, batuk, pilek nyeri tenggorokan dan pneumonia, seorang bisa disebut suspect corona bila punya riwayat ke China atau wilayah/negara yang terjangkit dalam waktu 14 hari sebelum timbul gejala serta pasien tersebut harus melalui scan thorax/paru-paru unruk mengetahui apakah ada infeksi atau tidak. Selain itu, yang bersangkutan sempat kontak dengan kasus terkonfirmasi corona atau mengunjungi fasilitas kesehatan di negara dimana infeksi corona telah dilaporkan”, ujarnya kepada awak media.
Meski hingga saat ini virus baru dengan kode 2019-nCoV belum terdeteksi masuk Bali, namun pihaknya tetap menyiapkan langkah pengendalian dan tata laksana penanganan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan. Saat ini ada sejumlah rumah sakit rujukan untuk penanganan corona yaitu RSUP Sanglah, RS Sanjiwani Gianyar dan Rumah Sakit Tabanan.
Selain itu, dr. Ketut Suarjaya juga memaparkan situasi global virus corona hingga 1 Februarii 2020 dengan jumlah kasus terkonfirmasi mencapai 11.953, China 11.821 kasus, meninggal 259 orang, Luar China mencapai 132 kasus di 23 negara yaitu Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Singapura, Australia, Malaysia, Kamboja, Philipina, Thailand, Nepal, Sri Lanka, India, Amerika, Canada, Prancis, Finlandia, Jerman, Italia, Uni Emirat Arab, Spanyol, Swedia, United Kingdom. Sedangkan untuk di Bali sendiri , sampai 1 Februari 2020 telah terdapat 18 kasus pasien yang memiliki factor resiko yang sudah dapat penanganan, diantaranya adalah 14 WNA (China 10 orang, Luar China 4 orang) dan WNI 4 orang (tour guide dan Kru pesawat). Ia menjelaskan bahwa dari 18 orang pasien yang memilki factor resiko tersebut dimana 7 orang dalam pengawasan dan 7 orang dalam pemantauan, dimana jumlah sampel yang diambil dari 7 orang, 6 orang hasilnya negative dan 1 orang masih proses pemeriksan sampel, dan 1 kasus masih dalam observasi di RSUP Sanglah.
Suarjaya menyebut, hingga saat ini belum ada vaksin untuk virus corona karena memang baru ditemukan tahun 2019. “Pengobatan yang dilakukan bersifat supportif sesuai dengan gejala yang ada,” tambahnya. Oleh karena itu, upaya pencegahan menjadi hal yang sangat penting untuk dioptimalkan saat ini. “Kami Pemerintah Provinsi Bali sampai saat in terus melakukan kerjasama yang baik dengan KKP Kelas I Denpasar untuk melakukan dan pengawasan ketat di pintu masuk Bandara Ngurah Rai serta pelabuhan Benoa dan walaupun mulai Rabu (5/2) tepat pukul 00.00 WIB penerbangan dari Indonesia ke Cina dan sebaliknya sudah ditutup, maka kami tetap menyiagakan alat thermal scanner mengingat virus corona sudah menyebar ke 23 negara”, ujarnya.
Untuk itu, ia menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan berita-berita hoaks yang membuat masyarakat panic. Selain itu,, masyarakat juga dihimbau untuk mengedepankan pola hidup sehat serta menghindari kontak dengan orang yang menderita infeksi pernafasan akut.

Skip to content