Proteksi Anak, Ny Putri Koster Ingatkan Bahaya Paham Radikalisme di Usia Dini

Ketua TP PKK Provinsi Bali Sebagai Narasumber dalam Program BAHTERA di TVRI Bali

Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster mengingatkan para orang tua untuk memproteksi anak-anak penerus bangsa dari bahayanya paham radikalisme sejak usia dini. Karena orang tua mempunyai waktu yang lebih banyak dengan anak-anak, maka perlu siapkan mereka tentang nilai-nilai Pancasila sejak dini di rumah.

Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam Program Bahagia dan Sejahtera (BAHTERA) dengan tema “Cegah Radikalisme dengan Merajut Kebhinekaan” bertempat di Studio TVRI Bali, di Denpasar, pada Rabu (21/12/2022), bersama dengan Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Daerah pada Badan Kesbangpol Provinsi Bali Ni Nyoman Cahayawati serta dipandu oleh presenter Candra Kardana.

“Jadi memang harus dari rumah, tugas orang tua adalah tingkatkan pemahaman tentang Pancasila dan Wawasan Kebangsaan pada anak-anak, serta implementasikan langsung di rumah nilai-nilai Pancasila dan Wawasan Kebangsaan,” tuturnya.

Wanita yang akrab disapa Bunda Putri itu meyakini jika nilai-nilai tersebut sudah tertanam sejak dini di rumah, maka akan menghasilkan anak-anak dengan kepribadian yang sesuai dengan jati diri bangsa kita yaitu, toleransi, Bhinneka Tunggal Ika serta welas asih. “Bayangkan jika kita semua memiliki nilai-nilai tersebut, kita akan berpikir seribu kali untuk menyakiti orang lain. Jadi saya yakin jika kita berhasil mencetak generasi now dengan kepribadian tersebut, maka ke depan akan terlahir generasi cemerlang yang membawa bangsa ini ke era keemasan,” imbuhnya.

Bunda Putri juga mengingatkan untuk membuang jauh-jauh rasa perbedaan antara masyarakat Indonesia, karena perbedaan itu adalah modal kita sebagai bangsa. “Jangan sampai berpikir kita adalah orang Afganistan karena beragama Islam, orang India karena beragama Hindu atau orang China karena beragama Kong Hu Chu. Kita adalah orang Indonesia yang memiliki agama berbeda-beda, jangan bawa permasalahan negara lain ke sini, karena itulah yang mencetus paham radikalisme,” tegasnya.

Sebagai penutup Bunda Putri berpesan kepada anak muda untuk menanamkan paham ke diri sendiri, bahwa tugas kita sebagai anak muda harus menjaga Indonesia, NKRI harga mati, jadi harus kuat mental, fisik dan spiritual untuk teguh menjaganya. “Sebagai pewaris kejayaan bangsa, harus tanamkan sejak dini, kuatkan diri dengan jati diri bangsa sejak dini, tingkatkan paham nasionalisme sehingga kita akan menjadi pilar-pilar yang Tangguh dalam menjaga bangsa,” tutupnya.

Sementara Kabid Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Daerah pada Badan Kesbangpol Provinsi Bali Ni Nyoman Cahayawati mengatakan bahwa radikalisme muncul salah satunya tidak terlepas dari karakteristik bangsa Indonesia yang terdiri dari beribu pulau sehingga mempunyai pintu masuk yang banyak. Maka dari itu paham-paham tidak baik kadang bisa menyusup. Untuk itu menurutnya perlunya memperkuat ideologi berbangsa agar paham-paham asing yang tidak baik tidak mudah mengadu domba masyarakat. “Bentengi diri dengan empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, Proklamasi Kemerdekaan, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika seiring dengan era globalisasi dewasa ini,” tuturnya.

Menurutnya, pemerintah telah berupaya memproteksi masuknya paham radikalisme melalui berbagai regulasi seperti UU kebijakan menggunakan teknologi serta penyebaran hoaks. “Jadi di sini juga pentingnya kita mengajarkan anak-anak muda untuk memfilter berbagai informasi serta membaca dahulu sehingga tidak ada paham radikalisme menyusup,” tambahnya.

Cahayawati juga berpesan kepada anak muda agar seperti di lagu kebangsaan yaitu untuk selalu membangun jiwa dan badan dalam mengisi kemerdekaan. Jadikan empat pilar kebangsaan untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

Skip to content