Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster Hadir Sebagai Narasumber Dalam Seminar “Peranan Generasi Muda Dalam Pembangunan Budaya Bali”

DENPASAR – Mewujudkan Provinsi yang sejahtera dan berkembang membutuhkan pemimpin dan generasi yang cerdas dan siap bersaing di mana pun, mereka harus berbekal kemampuan dan wawasan yang luas. Untuk itu, sebagai orangtua memiliki tugas dan kewajiban mendidik dan menanamkan kesopanan, etika dan tata krama sebagai ilmu mendasar serta garda utama dalam kehidupan mereka. Hal ini disampaikan Ny. Putri Suastini Koster selaku Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali saat diundang sebagai narasumber dalam seminar “Peranan Generasi Muda Dalam Pembangunan Budaya Bali” yang diselenggarakan secara hybrid oleh Universitas Dwijendra, di Aula Sadhu Gocara-Yayasan Dwijendra, Kamis, Wraspati Pon Wuku Uye (25/8).

Menjadikan generasi muda yang berilmu dan berbakat, memerlukan ketelitian juga dalam memilih sekolah untuk mengenyam pendidikan. Karena output dari sekolah akan menentukan masa depan bagi anak-anak nantinya.

Ny. Putri Koster menambahkan, “Jika zaman dulu pahlawan berjuang memerdekakan tanah air melawan penjajah, namun sekarang kita wajib menyiapkan generasi untuk melawan kebodohan dan keterbelakangan, agar bersama kita membangun daerah untuk lebih maju dan berkembang mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

“Apabila kita semua sudah berbekal pengetahuan, maka kita semua akan paham membedakan mana yang pantas untuk ditiru dan tidak. Karena masa sekarang yang padat dengan perkembangan teknologi dan informasi dalam bentuk digital tentu saja akan memberikan banyak pilihan, sehingga kita harus mampu memilah informasi. Sebagai orangtua kita wajib mengawal anak-anak kita agar tidak terjerumus oleh berita yang palsu dan membahayakan pola pikir. Hal ini menjadi penting karena kita memegang teguh budaya ketimuran, yang penuh dengan sopan santun, etika, tata krama, sifat gotong royong dan toleransi dalam menjaga keberagaman. Tugas kita adalah menjaga budaya itu, baik fisik, mental dan spiritual, karena manusia yang diberkahi otak untuk berpikir harus mampu menjadi pribadi yang berkarakter dalam mengisi kehidupan berbangsa dan bertanah air, terutama menjaga hubungan baik di lingkungan terdekat kita yakni keluarga,” imbuh Ny. Putri Koster.

Untuk menumbuhkan bakat dalam diri anak-anak, maka tanamkan niat untuk melakukan hal yang bersifat positif, sehingga muncul rasa tanggung jawab dalam dirinya untuk menyelesaikan setiap tugas yang dimilikinya.

Selain itu, menjaga kebudayaan dalam bentuk fisik yakni dengan cara menjaga warisan budaya leluhur kita. Contohnya, memulai dari hal kecil. Kita sebagai penerus harus mampu menjadi objek yang aktif meneruskan kekhasan budaya Bali, seperti seni bentuk dan warna yang dituangkan di atas kain tradisional Bali (endek), seni ukiran yang dituangkan diatas kayu, cincin dan sejumlah media lain. Jangan sampai ini punah, oleh sebab itu mari kita menjaga kelestariannya. “Sederhana saja, apabila kita tidak bisa mengerjakannya, mari kita gunakan kemampuan untuk turut membeli hasil kerajinan tangan mereka dan menggunakannya. Jangan sampai produksi kelestarian seni dan budaya kita punah karena kita sendiri tidak mau mencintai dan menggunakannya. Menjadi pelopor sebagai pengguna itu penting, karena lebih baik kita menggunakan produk asli buatan tangan perajin Bali, daripada kita membeli produk luar Bali dan menggunakannya secara massal yang nantinya secara tidak langsung akan membunuh keterampilan seni dan kelestarian budaya kita,” tegas Ny. Putri Koster di hadapan para mahasiswa peserta seminar.

Hal ini penting ditanamkan kepada generasi muda agar tidak terlalu bablas menggunakan produksi luar Bali, yang nantinya akan mempengaruhi jumlah produksi dan penggunaan kerajinan daerah Bali sehingga mempengaruhi kelestariannya.

Selain itu, penting bagi kita semua selaku warga Bali untuk menjaga taksu Bali, agar tidak ada kelompok atau bahkan seorangpun yang menjajah bumi Bali lagi. “Merdeka saat ini juga bisa kita implementasikan dengan menjaga Bali agar kita tidak ada di persimpangan jalan yang membuat budaya kita semakin terkikis. Karena perusak budaya tidak hanya bisa dilakukan dengan membobol secara fisik, namun yang lebih ganas adalah budaya, kebersamaan, toleransi dan persaudaraan kita bisa rusak hanya dengan lentingan jemari seseorang melalui berita HOAX,” tegas Ny. Putri Koster mengingatkan kita semua.

Pada kesempatan ini Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster juga menjelaskan bahayanya remaja putri yang memprogram diet untuk tubuhnya, sehingga mengakibatkan maag akut, yang tidak hanya membahayakan perkembangan fisiknya secara langsung tetapi juga memberi peluang bagi rahimnya untuk melahirkan bayi stunting di masa yang akan datang.

Ketua Yayasan Dwijendra Denpasar I Ketut Wirawan mengucapkan rasa syukurnya atas kehadiran Ketua Tim Penggerak PKM Provinsi Bali yang bersedia membagikan sejumlah pengalaman hidup, tata cara menjaga kebudayaan Bali dari serangan pihak luar, sekaligus berbagi sejumlah kiat dalam meningkatkan perekonomian Bali melalui kegiatan yang menggerakan perajin Bali, sekaligus kiat menjaga kesehatan bagi masyarakat Bali khususnya generasi muda.

Skip to content