Gubernur Bali Resmi Buka Bulan Bahasa 2022

Usaha Pelestarian dan Pengembangan Bahasa, Aksara, Sastra Bali Tidak
Boleh Berhenti di Tengah Pandemi

Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster secara resmi membuka Bulan Bahasa Bali 2022 yang
merupakan salah satu program prioritas Pemerintah Provinsi Bali dalam
upaya pelestarian, pengembangan, dan pemajuan Bahasa, Aksara, dan Sastra
Bali. ” Angayu bagia Kami haturkan ke hadapan Hyang Widi Wasa karena
atas Asung Kertha Waranugraha-Nya, Pemerintah Provinsi Bali kembali
menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali IV Tahun 2022. Hal ini membuktikan bahwa Pemerintah Provinsi Bali sangat peduliterhadap usaha penguatan dan pemajuan Bahasa, Aksara, Sastra Bali,” terang Gubernur Bali dalam sambutannya dalam acara pembukaan Bulan Bahasa Bali 2022 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Centre Denpasar pada Anggara Pon, Menail, Selasa (1/2) sore.

Gubernur yang didampingi pula Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyatakan meskipun Bali dan dunia secara umum masih dalam situasi Gering Agung COVID-19 seperti sekarang
ini, usaha pelestarian dan pengembangan Bahasa, Aksara, Sastra Bali tidak
boleh berhenti, karena tiga unsur inilah yang merupakan akar Kebudayaan
Bali. ” Hanya dengan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali yang merupakan sari sari
pemikiran para Leluhur dan Lelangit Bali, Kita mampu memahami inti
Kebudayaan Bali sesungguhnya,” tandas Gubernur asal Sembiran, Kabupaten Buleleng ini.

Acara Bulan Bahasa Bali IV Tahun 2022 sendiri mengusung tema “Danu Kerthi:
Gitaning Toya Ening”, Air Sumber Pengetahuan, bermakna Bulan BahasaBali
sebagai representasi pengetahuan yang mengalir tiada henti memancarkan
kebajikan, kesejahteraan, dan kemuliaan dunia.

Acara ini juga merupakan implementasi Visi: “NANGUN SAT KERTHI LOKA BALI”
melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru,
yang mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan Alam Bali
beserta Isinya, untuk mewujudkan kehidupan Krama Bali yang sejahtera dan
bahagia Sakala-Niskala. Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali IV adalah untuk
membumikan Visi Pemerintah Provinsi Bali hingga ke seluruh Desa Adat di
Bali.

Sedangkan agenda Bulan Bahasa Bali tahun ini dibagi menjadi 6 (enam) kegiatan pokok,
yaitu Krialoka (Workshop), Widya Tula (Seminar), Wimbakara (Lomba),
Sesolahan (Pergelaran), Reka Aksara (Pameran), dan Penganugrahan Bali
Kerthi Nugraha Mahottama.

Seluruh kegiatan tersebut bertujuan membumikan tema “Danu Kerthi:
Gitaning Toya Ening”, Air Sumber Pengetahuan. Oleh sebab itu selain sebagai
usaha pelestarian dan pengembangan Bahasa, Aksara, Sastra Bali, acara Bulan
Bahasa Bali IV sekaligus sebagai media untuk mengetuk hati Krama Bali agar
senantiasa menjaga, menyucikan, dan memuliakan Danau, Mata air, Sungai,
dan Laut sebagai sumber kehidupan.

” Semoga penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali ini memberikan manfaat bagi
Krama Bali. Apabila seluruh Krama Bali, generasi muda bersemangat dan
guyub melestarikan dan mengembangkan Bahasa, Aksara, Sastra Bali sebagai
warisan budaya, sudah tentu Kita tidak perlu khawatir terhadap dampak dari
dinamika perkembangan zaman saat ini, dengan segala permasalahan dan
tantangannya. Astungkara, Bulan Bahasa Bali IV Tahun 2022 dapat berjalan
dengan lancar dan sukses,” urai Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.

Wimbakara (lomba-lomba) digelar secara luring dan daring. Lomba yang digelar secara luring bertempat di Gedung ksirarnawa diantaranya Nyurat Aksara Bali (SD), Ngwacen Aksara Bali (Daa Truna), Pidarta (Bendesa Adat), Nyatua Bali (Paiketan Krama Istri), dan Wiwada (Debat) Mabasa Bali (SMA/SMK). Sebagai pesertanya dari seluruh kabupaten/kota di Bali. Sementara untuk kategori umum, ada lomba Musikalisasi Puisi Bali, Artikel Mabasa Bali, Komik Online Mabasa Bali, Poster Online Mabasa Bali dan Fotografi untuk Caption Mabasa Bali. lomba ini digelar secara luring dan daring.

Kriyaloka (workshop) seperti Nyurat Aksara Bali (menulis aksara Bali) di Komputer menghadirkan narasumber Dipl-Ing. Made Suatjana (Pangripta Aplikasi Bali Simbar), dan Drs. I Gde Nala Antara, M.Hum. (Akademisi Prodi Sastra Bali, Universitas Udayana). Untuk workshop Wariga menghadirkan narasumber Ida Padanda Gede Buruan (Pakar Wariga), dan I Gede Marayana (Pakar Wariga dan Palelintangan). Untuk workshop wariga bertempat di wantilan dan nyurat aksara bali bertempat di MMGB.

Sementara Widyatula (seminar) Basa, Aksara, dan Sastra dengan topik “Usadha Toya” dengan narasumber Dr. I.B. Suatama (UNHI) dan Dr. Gede Made Anadi (UHN I Gusti Bagus Sugriwa). Widyatula dengan topik “Widya Basa (Ekolinguistik) Toya” menghadirkan narasumber Putu Eka Guna Yasa, S.S., M.Hum. (FIB Uunud) dan Dr. Ketut Paramarta (Undiksha). Sementara Widyatula dengan topik “Banyu Jeroning Sastra” menghadirkan narasumber I Ketut Eriadi (Jurnalis) dan Drs. I Ketut Sumarta M.Si. (MDA Provinsi Bali), sedangkan Widyatula (Bedah Lontar) dengan judul “Usadha Sawah” digelar secara Luring di Wantilan dengan pembicara Dr. Drs. Anak Agung Gde Alit Geria, M.Si. (Universitas PGRI Mahadewa Indonesia).

Skip to content