Era Gubernur Koster, Badan Dunia UNESCO Apresiasi Bali Karena Memiliki Kebijakan Perlindungan Aksara

Bali – Pemerintah Provinsi Bali terus menerus melakukan terobosan penguatan dan pemajuan Adat, Tradisi, Seni, Budaya, dan Kearifan Lokal, meliputi: penguatan dan pemberdayaan Desa Adat; pembentukan Sistem Pengamanan Lingkungan Terpadu Berbasis Desa Adat/SIPANDU BERADAT; menyelesaikan pembangunan seluruh Kantor Majelis Desa Adat Provinsi dan Kabupaten/Kota Se-Bali; Digitalisasi Aksara Bali oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia, dan menciptakan produk Keyboard Aksara Bali sehingga mendapat pengakuan serta dijadikan contoh oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan untuk direplikasikan di daerah lain.

Demikian pidato yang disampaikan Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Bali, Bapak Tjok Oka Sukawati dalam pidato akhir Tahun 2021 dalam rangka menyongsong Tahun Baru 2022 menuju Bali Era Baru melalui visi pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, dalam Pola Pembangunan Semesta Berencana pada Sukra Umanis, Merakih, tanggal 31 Desember 2021.

Lebih lanjut berdasarkan data Humas Pemprov Bali pada, Senin (Soma Wage Tambir) 3 Januari 2022 dijelaskan, Badan Dunia UNESCO juga memberikan apresiasi, karena Bali dinilai sebagai satu-satunya daerah yang memiliki kebijakan berupa Peraturan Gubernur untuk melindungi aksara daerahnya (Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali, red). Untuk membudayakan penggunaan Aksara Bali, Gubernur Koster yang menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali menegaskan bahwa penggunaan Keyboard Aksara Bali akan dijadikan pelajaran melalui penyediaan Laboratorium Praktik Penggunaan Aksara Bali di sekolah-sekolah.

“Ini merupakan kebijakan strategis yang memanfaatkan perkembangan teknologi digital untuk menghasilkan produk dalam rangka melindungi Aksara Bali sebagai warisan Adiluhung dari Leluhur-Lelangit Bali. Kebijakan Pelindungan Aksara Bali ini akan membangkitkan kembali salah satu unsur peradaban Bali yang sudah sangat lama dilupakan, agar memperkuat identitas, karakter, dan jati diri generasi Bali di masa mendatang, memasuki zaman modern,” jelasnya.

Skip to content