Gubernur Koster Buka Pawai Seni Budaya serangkaian Peringatan HUT Kota Negara ke-127

Jembrana – Gubernur Bali Wayan Koster membuka secara resmi Pawai Seni Budaya dan Penutupan Kegiatan HUT Kota, HUT RI dan Pameran dalam rangka Peringatan HUT Kota Negara ke-127, yang ditandai dengan Pemukulan Kendang Mebarung bertempat di Jalan Ngurah Rai, Negara, Jembrana, Kamis (Wraspati Umanis, Matal) 18 Agustus 2022.

Dalam sambutannya, Gubernur Bali menyatakan dukungan terhadap penyelenggaraan pawai Seni Budaya seiring HUT Kota Negara ke-127 dan sejalan program Pemprov Bali dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru yang memprioritaskan pembangunan alam Bali, manusia beserta kebudayaannya, dengan harapan Kabupaten Jembrana bisa turut maju dan sejahtera sejajar dengan Kabupaten/Kota lainnya di Bali.

“Saya hadir secara khusus sekarang untuk memberi penghormatan dan penghargaan kepada Kabupaten Jembrana yang selama ini selalu kita dengar yang kurang enak, karena kurang maju dan sebagainya. Mudah-mudahan mulai hari ini dan ke depan Jembrana akan menjadi kabupaten yang maju dan dihargai serta mendapat penghormatan dari seluruh masyarakat Bali. Itulah sebabnya Saya sangat mendukung tema yang di tunjukkan pada hari ulang tahun ini yaitu Jagat Kerthi Menuju Kota Jembrana Yang Maju dan Sejahtera yang menjadi cita-cita mulia kita bersama. Semoga bisa terus menghidupkan kegairahan masyarakat Jembrana dengan kekayaan budaya yang ada di wilayah ini, ” cetus Gubernur.

Kegiatan serupa seperti yang diselenggarakan Jembrana merupakan bagian dari upaya bersama untuk terus membangun dan memperkuat kebudayaan Bali yang menjadi penopang pembangunan Bali. Sehingga Bali bisa terus terjaga kedepan di dalam menghadapi dinamika lokal, nasional dan global. Budaya yang akan menjadi penentu kekuatan, menjadi komponen utama di dalam pembangunan Bali kedepan, meningkatkan nilai ekonomi serta untuk membangun kemajuan seluruh masyarakat Bali.

“karena itu saya mendorong seluruh kepala daerah Bupati Walikota di Bali agar betul-betul dengan tulus menekuni memajukan dan memperkuat adat istiadat tradisi seni budaya serta kearifan lokal yang kita miliki di Bali yang telah membawa nama Bali ini harum di seluruh dunia yang kemudian memberi manfaat ekonomi untuk masyarakat Bali sehingga kita bisa seperti saat ini, supaya bertahan sepanjang zaman dan terus meningkatkan kualitas kehidupan kita secara bersama-sama,” harap Gubernur asal desa Sembiran, Buleleng ini.

Kenapa budaya menjadi program prioritas yang selalu digadang – gadang Gubernur Bali yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDIP Provinsi Bali ini,,??!!karena Gubernur Bali menyadarai Bali tidak memiliki kekayaan Sumber Daya Alam Minyak, Gas, Batu Bara, Emas dan sebagainya. Sehingga tidak memiliki pilihan lain selain memperkuat budaya itu sendiri. Namun dibalik kekurangan tersebut, sebagai masyarakat Bali patut berbangga karena memiliki ragam kebudayaan yang sangat kaya dan tiada duanya di Indonesia bahkan dunia.

Masih dalam sambutannya, Gubernur jebolan ITB yang sebelumnya menjabat Anggota DPR RI tiga periode ini menyatakan sedang berupaya bekerja keras untuk merancang desain pembangunan untuk menata pembangunan Bali secara fundamental dan komprehensif sesuai dengan visi yang dijalankannya, dengan tujuan luhur melakukan perlindungan secara menyeluruh terhadap kekayaan alam manusia dan kebudayaan Bali berbasis pada nilai-nilai kehidupan lokal Sad Kerthi yaitu 6 sumber utama kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan manusia, meliputi Atma Kerthi, Segara Kerthi, Danu Kerthi, Wana Kerthi, Jana Kerthi, dan Jagat Kerthi.

Pelaksanaan visi ini direalisasikan kedalam pembangunan lima bidang prioritas yang dijalankan yakni bidang pangan sandang dan papan, bidang kesehatan dan pendidikan, bidang jaminan sosial dan tenaga kerja, bidang adat agama tradisi seni dan budaya serta keaarifan lokal, dan yang kelima adalah bidang pariwisata.

Khusus pembangunan bidang budaya, Gubernur Bali Wayan Koster telah menerbitkan beberapa kebijakan yang signifikan menopang keberadaan kelestarian budaya Bali seperti terkait aksara dan Bahasa daerah Bali diterbitkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan Dan Penggunaan Bahasa, Aksara, Dan Sastra Bali Serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

“Aksara Bali penempatannya Saya minta diatas tulisan latin setiap nama instansi/fasilitas umum, karena aksara Bali ini memiliki kekuatan Aura yang luar biasa yang diwariskan oleh leluhur kita. sebagai generasi penerus kita wajib melestarikannya, memenerapkannya. Kalau menuliskan, mewariskan, menjaga dan melestarikan saja tidak bisa, kita ini kebangetan, apalagi disuruh bikin. Jadi kita harus dengan penuh tanggung jawab untuk menjaga agar aksara Bali ini betul-betul lestari, digunakan terus menerus oleh generasi muda kita,” ujar Gubernur Bali dihadapan masyarakat Jembrana.

Berikutnya Gubernur juga menyampaikan penerbitan Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali, yang tidak hanya mendukung keberadaan busana adat namun juga memberi nilai tambah terhadap UMKM lokal Bali sebagai produsen busana itu sendiri.

“Kita harus menunjukkan bagaimana jati diri kita, menunjukkan bagaimana kita, dengan cara bangga menggunakan busana adat Bali. Karena tidak saja busana sebagai bagian budaya yang tampil jadi identitas budaya, namun juga ekonomi kreatif kita ikut tumbuh seiring bertumbuhnya penggunaan busana adat. Seperti halnya di Jembrana ini harus kenakan hasil kerajinan ekonomi kreatif setempat. Kalau bukan kita sendiri yang mengenaka ya siapa lagi. Jangan minta orang lain menggunakannya, kalau kita sendiri tidak menggunakannya. Gunakanlah ini sebagai kebanggaan daerah kita masing – masing, menjadi identitas yang membedakan kita dengan daerah lain,” pungkas Gubernur disambut apllaus masyarakat Jembrana yang menyaksikan pawai tersebut.

Disisi lain, Bupati Jembrana Nengah Tamba menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih atas dukungan Gubernur Bali yang hadir langsung untuk meresmikan pembukaan pawai budaya tersebut. Bupati Tamba lebih jauh menjelaskan karena keterbatasan anggaran, pawai yang digelar tidak mengutamakan kuantitas. Acara tersebut turut pula melibatkan peserta dari kalangan BUMN dan pengusaha – pengusaha swasta lokal Jembrana.

“Selain itu, kami tetap menampilkan juga beberapa budaya-budaya yang memang hasil dari budaya asli, yang tumbuh dan berkembang di Jembrana,” ujar Bupati Tamba.

Dalam pawai yang diikuti oleh sekitar 2.000 orang seniman itu, turut pula dirangkaikan dengan acara Pengalungan kain khas Jembrana oleh Bupati Jembrana kepada Gubernur Bali sebagai bentuk penghormatan.

Skip to content