Gubernur Koster : Ekonomi Kerthi Bali Tanda Bali Era Baru

Bali – Dalam Bali Era Baru juga ditandai dengan kebijakan baru dalam bidang perekonomian, dengan menata ulang struktur dan fundamental perekonomian Bali melalui Ekonomi Kerthi Bali.

“Munculnya Pandemi Covid-19 telah memberi pengetahuan baru, wawasan baru, pengalaman baru, pendekatan baru, dan peluang baru, termasuk peluang baru dalam bidang perekonomian. Perekonomian Bali yang selama ini didominasi satu sektor pariwisata ternyata sangat rentan terhadap berbagai faktor eksternal, seperti faktor keamanan, bencana alam, dan bencana bukan alam, seperti Pandemi Covid-19,” demikian yang disampaikan Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Bali, Bapak Tjok Oka Sukawati “Cok Ace” dalam pidato akhir Tahun 2021 dalam rangka menyongsong Tahun Baru 2022 menuju Bali Era Baru melalui visi pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, dalam Pola Pembangunan Semesta Berencana pada Sukra Umanis, Merakih, tanggal 31 Desember 2021.

Berdasarkan data Humas Pemprov Bali pada, Senin (Soma Wage Tambir) 3 Januari 2022 dijelaskan bahwa Gubernur Bali, Wayan Koster dalam pidatonya kemudian mengatakan bahwa terpuruknya pariwisata sebagai dampak Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan perekonomian Bali mengalami kontraksi sangat dalam, pertumbuhan negatif 9,31%.

Bertitik tolak dari pengalaman yang sangat pahit ini, sudah waktunya menata ulang struktur dan fundamental perekonomian Bali melalui Ekonomi Kerthi Bali. Ekonomi Kerthi Bali adalah ekonomi untuk mewujudkan Bali berdikari dalam bidang ekonomi, dibangun dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai filosofi Sad Kerthi dengan menerapkan 11 prinsip terdiri atas: 1) mensyukuri dan memuliakan kekayaan, keunikan, dan keunggulan sumber daya lokal Alam Bali beserta Isinya sebagai anugerah dari Hyang Pencipta; 2) memberdayakan potensi sumber daya lokal Alam Bali beserta Isinya; 3) dilakukan oleh Krama Bali secara inklusif, kreatif, dan inovatif; 4) berbasis nilai-nilai tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal Bali; 5) menjaga ekositem alam dan budaya secara berkelanjutan; 6) meningkatkan kapasitas perekonomian Bali, berkualitas, bernilai tambah, dan berdaya saing; 7) mengakomodasi penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi digital; 8) meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan Krama Bali secara Sakala-Niskala; 9) berasaskan spirit gotong-royong; 10) meningkatkan ketangguhan menghadapi dinamika perkembangan zaman secara lokal, nasional, dan global; dan 11) menumbuhkan spirit jengah dan cinta/bangga sebagai Krama Bali.

“Ekonomi Kerthi Bali terdiri atas 6 pilar sektor unggulan, yaitu: 1) Sektor Pertanian dalam arti luas dengan Sistem Pertanian Organik; 2) Sektor Kelautan dan Perikanan; 3) Sektor Industri; 4) Sektor IKM, UMKM, dan Koperasi; 5) Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital; dan 6) Sektor Pariwisata Berbasis Budaya dan Berorientasi pada Kualitas. Dengan menerapkan Ekonomi Kerthi Bali, maka perekonomian Bali akan harmonis terhadap alam, hijau/ramah lingkungan, menjaga kearifan lokal, berbasis sumber daya lokal, berkualitas, bernilai tambah, berdaya saing, tangguh, dan berkelanjutan,” jelas Gubernur Bali jebolan ITB ini.

Kata Gubernur Wayan Koster, Ekonomi Kerthi Bali telah dijadikan percontohan dalam transformasi perekonomian oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI menjadi Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali membangun Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, Sejahtera. Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali telah diluncurkan oleh Yang Mulia, Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. Joko Widodo, tanggal 3 Desember 2021. Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali mulai dilaksanakan tahun 2022, yang diprogramkan dan dikawal langsung oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.

Skip to content